Pentas Seni Muslim Xinjiang Semarakkan Festival Hijriah di Sembilan Kota
News
Muqam adalah seni pertunjukan suku Uighur yang mirip dengan opera.
Red: Muhammad Hafil / Rep: Mabruroh
Republika/Edwin Dwi Putranto
Penari dari Xinjiang melakukan gladi kotor di Jakarta, Selasa (18/7/2023), sebelum melakukan pertunjukan kesenian budaya muslim Xinjiang pada Festival Hijriah yang diselenggarakan Republika bekerjasama dengan KADIN Indonesia Komite Tiongkok. Festival Hijriah Republika yang digelar di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, pada Rabu (19/07/2023) pukul 19:00 WIB, akan menyuguhkan berbagai pertunjukan seni dan budaya Muslim Xinjiang. Kegiatan ini dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1445 H.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Republika bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) menggelar Festival Hijriah yang akan digelar di sembilan kota. Dalam rangka memeriahkan Tahun Baru Islam 1445 H, festival Hijrah akan dibuka perdana di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada Rabu (19/7/2023) malam.
Nantinya acara dibuka dengan menghadirkan tausiyah Tahun Baru Hijriah dari Habib Nabiel Almusawa. Dilanjutkan dengan penampilan parade seni dan budaya dari Muslim Xinjiang oleh kelompok seni Art Troupe Performance, serta beragam pertunjukan lainnya dari tari, opera hingga akrobat.
Muqam adalah seni pertunjukan suku Uighur yang mirip dengan opera, menggabungkan antara musik tradisional, lagu, dan drama. Adapun terjemahan kata Jula dari bahasa Uighur berarti mutiara yang bersinar.
Kelompok seni Art Troupe Performance juga menyiapkan pertunjukan akrobat bola kristal yang akan mengombinasikan seni dan beragam permainan. Untuk menghangatkan suasana, mereka juga menyiapkan beberapa lagu rakyat (folksong) yang terkenal di Indonesia.
Xinjiang yang merupakan provinsi di wilayah barat laut China, sejak lama dikenal sebagai titik bertemunya berbagai kebudayaan dari beragam suku bangsa. Hal ini menjadikan Xinjiang mempunyai budaya, khususnya dalam seni tari, yang unik.
Masyarakat Xinjiang dikenal sangat menggemari seni tari dan nyanyi. Di Xinjiang, mudah ditemukan pentas seni tari dan panggung untuk bernyanyi, mulai dari pusat-pusat wisata, pasar tradisional, hingga permukiman warga.
Seni tari dan nyanyi khas Xinjiang telah diakui UNESCO sebagai “Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity” atau Mahakarya Budaya Lisan dan Tak Bendawi untuk Kemanusian.
Sejumlah menteri dijadwalkan hadir pada acara di Taman Ismail Marzuki, Rabu (19/7/2023), seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Anas, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Pimpinan Majelis Rasulullah, Habib Nabiel Almusawa, mengapresiasi penyelenggaraan Festival Hijriah yang juga disiarkan live melalui berbagai platform digital Republika, seperti Republika TV, Youtube Republika Official, hingga Instagram dan Tiktok.
Habib Nabiel berharap Festival Hijriah ini akan membuka wawasan masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih dekat tentang komunitas Muslim di Provinsi Xinjiang, China, terutama dalam seni dan budayanya. Habib Nabiel berharap Republika dapat terus menyelenggarakan acara serupa ke depannya.
“Ketika Republika mengadakan, itu pas sekali. Kami di Indonesia membutuhkan informasi tentang Xinjiang, tentang Uighur. Dengan ini (Festival Hijriah) kita bisa merasakan ternyata saudara-saudara kami di sana juga banyak, saudara-saudara kami di sana bisa datang ke sini berarti diberikan kesempatan, Islamnya juga diperhatikan, sehingga kita bisa tercerahkan,” kata Habib Nabiel.
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi menjelaskan, Festival Hijriah digelar sebagai momentum untuk mengingat perjalanan waktu dan peradaban umat Islam. Karena itu, selain menampilkan tausiyah dari para ustaz, Festival Hijriah akan dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya Muslim Xinjiang.
“Untuk memeriahkan kita menghadirkan pertunjukan yang mungkin bisa membuka perspektif lain, yaitu pertunjukan seni budaya Muslim Xinjiang,” kata Irfan.
Menurut Irfan, pertunjukan seni dari Muslim Xinjiang sangat perlu untuk tunjukkan kepada masyarakat luas. Karena selama ini orang banyak berbicara tentang Muslim Xinjiang dengan segala macam perspektifnya.
“Kita coba mengangkat perspektif yang lain, yaitu dari seni dan budaya dan mudah-mudahan ini sekaligus menjadi pintu dialog antara kita dengan Muslim Xinjiang untuk bisa saling silaturahmi dan tukar informasi,” kata Irfan.
Selain Habib Nabiel dan Ustaz Othman Shihab, Festival Hijriah ini juga dimeriahkan oleh Habib Husein Jafar Al Hadar yang akan mengisi di tujuh kota dan dan Ustaz Wijayanto yang akan menyemarakkan Yogyakarta.
Festival Hijrah ini akan digelar di sembilan kota di antaranya di Depok pada 22 Juli, Bekasi pada 24 Juli, Bandung pada 27 Juli, Cirebon pada 30 Juli, Semarang pada 2 Agustus, Solo pada 5 Agustus, Yogyakarta pada 7 Agustus, dan Surabaya pada 10 Agustus.
Selain Festival, pengunjung juga bisa mampir di bazar UMKM di Festival Hijriah. Dengan menggandeng para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di 8 kota, diharapkan bisnis pelaku UMKM bisa lebih dikenal masyarakat.
Kehadiran bazar UMKM menjadi daya tarik karena masyarakat bisa menyaksikan kemeriahan perayaan Tahun Baru Hijriah sambil menikmati beragam produk UMKM.
Acara ini digelar untuk umum dan gratis jadi masyarakat hanya perlu registrasi melalui https://republika.id/product/event/127481/festival-hijriyah-republika untuk bisa menyaksikan langsung pentas seni dan budaya dari Muslim Xinjiang.